Minggu, 31 Oktober 2010

instalasi windows dare FD tnp CD Rom

 Hari ini kedatangan lagi pasien Laptop Asus EEE yang rusak windowsnya karena virus, hanya 1 cara yang bisa dilakukan yaitu memformat kembali windowsnya. Tapi ada sedikit masalah dengan Laptop ini yaitu DVD RW nya sudah tidka bisa lagi membaca cd / dvd untuk booting installasi windows Xp. Hal yang pertama saya lakukan adalah dengan cara menginstall windows via USB yang pernah saya bahas pada artikel Cara Install Windows XP dengan Flashdisk dan ternyata laptop ini tidak mau di install dengan cara di atas terjadi blue screen saat akan memulai install windows, tidak ada pilihan lain kecuali harus menggunakan cd room external tapi sayang cd room externalpun tidak ada lalu bagaimana ?
Setelah saya merenung sebentar akhirnya saya teringat dengan teknik install windows lewat DOS memang teknik ini sudah lama sekali saya pakai tapi baru kali ini saya tulis artikelnya. Opss… ada yang lupa Teknik yang saya pakai dulu saya menggunakan booting Via Disket wah bagai mana nehh Laptop jaman sekarang sudah tidak ada lagi Flopy Drive nya ???? Tenang kita bisa membuat Booting DOS Via USB, OK kita langsung saja ke step by step Cara install windows via DOS menggunakan USB.

  1. Siapkan 1 buah Flasdisk minimal 1 GB.
  2. Download aplikasi HPUSB flash Disini ( Tools ini berguna untuk memformat USB dengan memasukan File system DOS ).
  3. Setelah didownload kemudian Download Juga File System DOS nya Disini.
  4. Setelah Semua didownload Extra semua file tersebut ke komputer anda.
  5. Jalankan aplikasi HPUSB flash HPUSBFW.EXE klik 2x.
    akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini : 
gambar File HPUSB
  1. Pilih device pastikan anda memilih Flasdisk yang akan dijadikan boot DOS.
  2. Ceklis pada pilihan Create a DOS startup disk, kemudian pada pilihan “using DOS system files located at” klik tombol sebelah kanan (browse) dan cari file system DOS yang didownload tadi arahkan pada direktori hasil ekstrak.
  3. Setelah semua benar klik Start untuk memulai memformat Flasdisk dan System DOS pada Flasdisk anda, tunggu sampai proses selesai..
  4. Setelah Selesai copy-kan file-file yang ada pada direktori DOS (hasil download) ke flashdisk, kecuali file COMMAND.COM, IO.SYS, dan MSDOS.SYS (sudah tercopy sewaktu proses format).
Langkah Pertama untuk Membuat USB Boot DOS sudah selesai, Kita masuk ke Tahap Selanjutnya Yaitu menginstall windows XP.
  1. Copy Semua File Installasi Windows XP ke Dalam Flasdisk kita kasih Folder Winxp .
  2. Pasang USB boot DOS tadi ke dalam Laptop , pastikan First boot nya ke USB.
  3. Tunggu sampai Proses Masuk ke Promp C:/ , C adalah partisi Flasdisk kita.
  4. Langkah selanjutnya adalah kita Format Hardisk Laptop yang kini partisinya menjadi D
  5. Ketik Format D:/q/s tekan enter , ( jika partisi D tidak terbaca ini dikarenakan partisi windows anda menggunakan File sytem NTFS maka kita harus menggantinya menjadi FAT32 caranya ketik FDSIK pada prompt C:/ kemudian Delete partition D nya atau Primari partitionnya Kemudian kita Creat Lagi Partition kemudian restart komputer dan ulang ke langkah 1. )
  6. Setelah di format kemudian Copy File copy himem.sys, config.sys, dan smartdrv.exe, ke partisi D: dengan cara
    Ketik "copy himem.sys D:" tekan enter
    Ketik "copy config.sys D:" tekan enter
    Ketik "copy smartdrv.exe D": tekan enter

    tanpa tanda kutip
  7. Setelah semua selesai kini kita restart Laptop nya dan pilih First bootnya ke Hardisk biarkan booting via Hardisk
  8. Kini Partition C:/ adalah Hardisk kita dan Partisi D adalah Flasdisk kita , ini tergantung partisi hardisk anda sebelumnya.
  9. Pada prompt C:/ ketik smartdrv kemudian enter.
  10. Kita masuk ke partisi flasdisk kita , dan masuk ke Folder dimana kita menyimpan File installasi windowsnya.
  11. Ketik perintah CD winxp kemdian ketik lagi CD i386
  12. Setelah kita berada di folder D:/winxp/i386/ ketik perintah winnt.exe kemudian enter.
  13. Anda akan masuk ke menu instalasi windows. Dari sini anda tinggal mengikuti langkah-langkah yang ada pada layar monitor sampai selesai instalasi windows.
Cara di atas berlaku untuk semua komputer / laptop yang sudah bisa boot via USB, mudah-mudahan bermamfaat...PLUR

Jumat, 29 Oktober 2010

SUPERMAN IS DEAD STORY,


Jangankan untuk skala lokal Ball, dalam lingkup nasional sekalipun cuma ada sedikit band yang mampu melewati satu dasa warsa. Superman Is Dead (SID) adalah satu dari segelintir kelompok musik yang sanggup eksis bukan hanya melewati rentang sepuluh tahun tapi juga, hebatnya lagi, dengan personel yang sama, tak berubah, sejak awal berdiri.
Benar, ketika grup lain untuk terus bertahan berdiri tegak harus melalui rangkaian proses bongkar pasang, SID sama sekali tidak. Dari sejak merilis album pertama, Case 15, pada tahun 1997, hingga album ke-4 yang rencananya dirilis pada penghujung 2008; anggotanya ya masih dia-dia lagi: Bobby Kool (biduan, gitar), Eka Rock (bas, vokal latar), serta Jrx (drum). Dan kekompakan trio ini, sejauh yang saya tahu, adalah bukan sekadar kosmetik, “lips service”, semata buat konsumsi publik, dangkal di permukaan saja. Sedemikian solid dan (relatif) seiya-sekatanya hubungan antar personel ini sedari awal, pasti bukan perkara gampang. Berkaca saja pada diri sendiri, evaluasi ke dalam dulu, apa bisa kita konstan menjaga harmoni kekerabatan sebegitu panjang dan lama? Jika anda perkasa bilang, “Tentu bisa”, well, anda patut mega jumawa. Sebab anda termasuk satu dari sejuta yang sukses melakukan itu. Walau begitu, saya berani bilang, anda masih belum sejajar dengan SID karena yang lebih kompleks lagi adalah sungguh tak mudah rapi jali menata kerukunan para seniman. Wih, itu mah susah banget! Jamak diketahui, seniman pada umumnya, dan musisi pada khususnya, adalah sosok anomali, berbeda dengan orang kebanyakan, menjalani hidup dengan caranya sendiri, emosinya liar lagi labil, plus yang pasti: punya ego dengan kadar menjulang. Pendeknya, musisi itu sulit diatur. Baik diatur oleh orang lain maupun mengatur dirinya sendiri. Sudah begitu, silakan amatiran analisis band kawakan nasional yang anda kenal, pelajari dinamikanya, lalu monggo munculkan, ndak usah banyak-banyak, cukup satu institusi saja—yang selevel SID—yang interaksi domestiknya “ijo royo-royo” alias tak pernah gonta-ganti sejak dini hingga kini. Nah, ada tidak? Sampai hari ini, sejauh yang saya tahu: tidak ada, belum ada, susah ada.

Berpijak dari situ, dalam konteks Bali, di soal menuju bintang, keserasian koneksitas ke-3 pria penyuka sepeda low rider ini patut dijadikan suri tauladan. Bagaimana mereka berjuang dari bukan siapa-siapa, naik peringkat menduduki klasemen tertinggi blantika musik Pulau Dewata, hingga meraih respek tingkat Nusantara. Dus, jika tiada sengkarut di perjalanan karir, sejengkal lagi predikat “living legend” akan tergapai (indeed, siapa bilang Bali tidak bisa?) Sekali lagi, berpijak dari situ, semangat pantang menyerah macam begitu pantas dicontoh oleh kontingen musisi lokal untuk menolak mati muda serta terus berjuang menggondol mimpi gigantik. Jangan langsung muluk-muluk berharap agar fantasi “go-national” bisa direnggut atau setia digjaya tanpa mutasi anggota, persis SID. Tak usah belum apa-apa sudah berpikir soal distribusi nasional, menyasar label mayor tertentu, agresif menjalin kontak dengan lusinan media massa bergengsi. Mulai saja dengan pembenahan internal. Ambil hikmah dari jaya-wijayanya SID. Berangkat dari 2 titik dulu:
1. Satupadukan Visi & Misi
Tentukan segera, genre musik maunya apa, pop atau rock atau campuran keduanya atau mengikuti proses evolusi. Jangan pas di tengah perjalanan berselisih keras karena salah satu anggota memaksakan, katakanlah, kehadiran disc jockey sebagai pelengkap. Ketahui sejak sekarang batasan-batasannya.
Jika satu sama lain sudah berada dalam satu kelompok cukup lama, telah cukup dewasa, mantapkan hati, ambil keputusan, nge-band ini cuma buat senang-senang atau justru berniat serius. SID mungkin di tahun-tahun pertama belum berpikir sejauh itu, tapi, fren, era 90-an itu berbeda dengan masa sekarang. Hari ini, sebagian besar anak muda pikirannya cukup seragam: nge-band = ultra cool, , nge-band = bikin beken, nge-band = mudah memikat lawan jenis. Artinya: rival anda bejibun. Artinya: kompetisi duh-gusti semakin ketat. Artinya: don’t waste more time, make up your mind, to be or not to be.
2. Manajemen Ego
Ini yang susah, masing-masing anggota kudu tahu kapan bersikeras meyakinkan teman bahwa pendapatnya sahih kapan mengambil sikap mengalah. Kalau memang mau langgeng, mulailah belajar menghargai orang lain, tabiat mau menang sendiri harus bisa anda tekan ke titik terendah—kecuali konsep yang anda terapkan sejenis Megadeth: Dave Mustaine sebagai kapten (diktator?) yang memiliki otoritas absolut.
Jika anda piawai mengelola ego, hubungan antar personel terjaga apik, niscaya keutuhan kelompok akan terjaga dan akan menjadi lebih tahan banting. Tak cepat patah arang saat terjegal aral melintang. Untuk itu ada baiknya menghadirkan manajer yang selain melakukan tugas profesionalnya sebagai ketua “tim sukses” juga merangkap menjadi penjaga ritme agar tali silaturahmi antar anggota terjaga selalu selaras.
Mulai saja dari dua isu itu dulu. Jika bisa anda tangani dengan baik, silakan lanjutkan perjalanan. Kemungkinan kelompok anda tercerai-berai di tengah jalan relatif tipis. Kans kontingen anda untuk maju lebih gede. Sebaliknya, jika hanya satu faktor saja yang bisa anda penuhi, well, ambil langkah santun pula bijak: bubarkan band anda. Atau cabut dari situ, bangun mimpi baru. Sebab jika cuma sebiji persyaratan yang bisa dijalankan sama saja dengan buang-buang waktu. Dipahami?

SUPERMAN IS DEAD NEW ALBUM....
Superman Is Dead’s Angels and The Outsiders out Oct 2008

Damn….rasanya sudah 100 tahun lamanya tidak menginjakkan kaki di studio rekaman. And before we jump to the main topic, one thing we must admit, the beginning of this year 2008 and half of 2007 was disaster for Superman Is Dead! Semua terasa berat.

Diawali dengan penghianatan besar, konflik fatal dalam manajemen, kebangkrutan dan ditinggalkan oleh yang tercinta. Semua terjadi secara beruntun bak novel tragedi dari Rusia. Dingin dan tanpa ampun. Dan kita tidak bertambah muda. Dikejar usia, jadilah beban hidup terasa semakin berat dan menghantui setiap inchi langkah yang kita ambil. Saat itu SID seperti kehilangan nyawa dan akal sehat. Kebingungan dan hampir menyerah.

Tapi untung saja tidak. "Apapun yang tidak membunuhmu akan menjadikanmu lebih kuat". Don't ever fuck with that old saying coz we are the living proof. Setelah hampir setahun hancur lebur dihajar depresi dan segenap negativitas-nya, perlahan kita seperti kembali menemukan jati diri kita, siapa kita dan apa yang kita inginkan. Ditengah rasa sakit kita banyak belajar tentang hidup. Dan satu hal signifikan, malaikat akan selalu ada disana selama kita masih percaya. Energi. Api kebencian, cinta dan airmata. Itulah malaikat. Persahabatan, kesetiaan dan harapan. Itulah malaikat.

Dan kita pun terselamatkan.
Perlahan kita mencoba berdiri lagi, menulis lagu, menorehkan lirik bertintakan air mata dan alkohol untuk menemukan kembali alasan kenapa kita berada di band ini. Dan jangan pernah lupakan rasa terima kasih dari hati kami yang paling dalam untuk semua fans, sahabat dan keluarga yang tiada henti siang malam gelap terang memberi api semangat nan tulus kepada kami. We're so so lucky to have you!

Berbekal harapan setinggi matahari, akhirnya kami benar-benar bisa berdiri dan semua masalah mulai menemukan jalan keluarnya.

Masih memakai sound engineer Yoni dan dengan sound yang jauh lebih tebal dan matang, album ke 7 ini dibuka dengan Luka Indonesia yang memuntahkan rasa cinta kami pada negara dan kolaborasi dengan alat musik tradisional Bali terjadi disini, it's totally Rock-A-Bali! Tema persatuan dan harapan untuk dunia yang lebih baik juga ada di Unfuck The World dan Kuat Kita Bersinar dimana kita memadukan suara tulus anak-anak panti asuhan diiringi denting indah piano dari musisi jazz tangguh Erik. Nuansa kecintaan terhadap pada anak-anak kita pertahankan dalam lirik-lirik jujur Saint Of My Life [feat.Alit Anima on organ], Fly Away, danThe Days Of A Father. Punkrock sayang keluarga. Haha.

Kesedihan dan konten rasa kehilangan kita balut dengan gagah dalam Nights Of The Lonely [featuring Sally Jo Saharadja on violin], Menuju Temaram dan Memories Of Rose yang maha panas dimana perpaduan gitar flamenco Hendra Telephone dan permainan trumpet dahsyat Rio Saharadja akan membuat anda seolah berada di gurun Mexico dengan tequila kadaluwarsa ditangan kiri dan pistol di tangan kanan.

Lalu di track Pulang tema kerinduan akan 'rumah' dituangkan dengan semangat rockabilly nan membara dan tiba tiba terselip nada gulana suling bambu Bali dari Gembul drummer Navicula. Aneh? You'll be the judge. Tak usah terlalu lama terjebak dalam kesedihan karena kita akan menggebrak pesta pesta liar jalanan dengan Brandal Poppies 2 [based on a true fuckin story], Punkrock Lowrider, Twice In Paradise dan Jika Kami Bersama, sebuah masterpiece dimana SID untuk pertama kalinya berkolaborasi penuh dengan Jogjakarta kings Shaggy Dog. This track is guaranteed gonna bring your ass right to the party! Kemudian rasa salut dan hormat terdalam untuk sekumpulan anak muda yang tak mengenal rasa takut dan selalu ada untuk SID kita tumpahkan dalam The Outsiders.

Itulah 15 track yang berhasil kita rekam dalam masa masa terberat dalam karir kita, namun matahari sudah kembali bersinar dan hingga detik ini kami merasa seperti ribuan macan lapar yang siap menerjang apapun dan siapapun yang berdiri dijalan kami.

Kurt Donald Cobain...in memmories


Kurt Donald Cobain (20 Februari 1967 – ± 5 April 1994) adalah penyanyi, penulis lagu dan gitaris dalam band grunge dari Seattle, Nirvana. Dengan sukses band ini, Cobain menjadi selebriti nasional dan internasional, suatu posisi yang disandangnya dengan berat hati.
Pada 1991, melejitnya lagu Cobain yang paling terkenal, Smells Like Teen Spirit, menandai bermulanya perubahan besar dalam musik pop dari jenis musik yang populer di tahun 1980-an seperti glam metal, arena rock, dan dance-pop, kepada grunge dan alternative rock.
Selain itu lagu-lagu tulisan Cobain lainnya misalnya About a Girl, Come as You Are, In Bloom, Lithium, Heart-Shaped Box, All Apologies, dan Rape Me.
Cobain menikah dengan Courtney Love pada 24 Februari 1992 di Waikiki Beach, Hawaii. Pada 18 Agustus, Frances Bean Cobain dilahirkan.
Pada 1 Maret 1994, setelah konser di München, Jerman, Cobain didiagnosa dengan bronchitis dan laryngitis yang parah. Ia diterbangkan ke Roma hari berikutnya untuk menjalani pengobatan, dan istrinya bergabung pada 3 Maret.
Pagi berikutnya, Love bangun dan menemukan Cobain sudah overdose dengan paduan dari champagne dan Rohypnol. Ia dilarikan ke rumah sakit dan setelah lima hari di sana diperbolehkan pulang. Karena masalah drugs ini, Cobain dimasukkan ke panti rehabilitasi pada tanggal 30 Maret. Pada malam 1 April, Cobain keluar untuk merokok dan kemudian kabur dari panti tersebut dengan memanjat pagar. Ia kemudian pergi ke Seattle dan menghilang.
Pada tanggal 3 April, Love menghubungi seorang private investigator, Tom Grant, dan menyewanya untuk menemukan Cobain. Pada tanggal 8 April 1994, jenazah Cobain ditemukan di sebuah ruangan di atas garasi rumahnya di Lake Washington oleh pegawai Veca Electric bernama Gary Smith. Otopsi kemudian memperkirakan Cobain tewas pada 5 April 1994.

Kurt Cobain Never Die..
Ajaib!.. Smells Like Teen Spirit-nya Nirvana tiba-tiba membuat aku bugar siang ini. Kota Mojokerto yang mulai jadi korban musim penghujan tiba-tiba menjadi hangat dan sangat benderang. Suara Kurt Cobain benar-benar dahsyat! Berhasil menghidupkan semua sel-sel mati dan mengembalikan ribuan urat saraf ku yang nyasar.
Meski semua berita mengabarkan Kurt Cobain tewas 1994 lalu, akibat overdose paduan champagne dan Rohypnol. Entah kenapa aku tetap merasakan dia masih ada..Cobain tak pernah mati!!.. Ia selalu saja bisa membangunkan dan menghidupkan ‘aku’...
 

6 Responses to “Kurt Cobain to Die..”

1. pendobrak band dengan aliran grunge. Liriknya simpel, polos, culas, cerdas dan banyak menggambarkan tentang latar belakang kehidupan cobain. pentolan Nirvana ini sendiri punya latar belakang hidup yang miris, broken home, bersahabat dengan narkoba dan jauh dari kasih sayang. Debut Cobain bersama Dave Crholl (drumer), Chris Novelsic (basist) ini pernah menjadi icon musik di America dan mendapat tempat dihati masyarakat America berikut Negara-negara lainnya. Setiap konsernya selalu ditunggu-tunggu para pecinta musik beraliran grunge. Karena aksi panggungnya yang begitu brutal dan anarkis. Sehabis konser Cobain n friend bisa merogoh kantongnya sendiri hingga puluhan juta (kalau dirupiahkan). Soalnya aksi panggungnya itu yang bener-bener seru. Diakhir konser, tiga musisi ini pasti ngancurin alat musiknya sendiri sampai berantakan. Gitar, bas, drum dan sound bisa berkeping-berkeping dibuatnya. Selain itu juga mereka bertiga biasanya langsung (maaf) berciuman mesra layaknya sepasang kekasih, bahkan beberapa kali Cobain (maaf) onani dihadapan pemujannya. Ulah ini yang membentuk image bahwasannya mereka bertiga homo. Tetapi aksi-aksi ini justru menjadi trademark Nirvana dan tidak membuat pemujanya lari. Sayangya umur cobain tidak panjang, ada dua versi yang muncul dimasyarakat tentang kematian cobain. Pertama, ia mati bunuh diri karena saat mayatnya ditemukan, sebuah pistol ada digenggamannya. Kedua, ia dibunuh istrinya sendiri Courtney Love dengan alasan ingin mengangkat popularitas dirinya (istri Cobain) karena sang istri pada saat itu adalah seorang penyanyi rock juga. Dan Cobain dianggap menutup popularitasnya (sang istri).
Hilang cobain, hilang-lah Nirvana. Kematian Cobain meninggalkan kesedihan mendalam bagi jutaan penggemarnya. Sang Drumer Nirvana, Dave Chroll akhirnya memilih membentuk band baru bernama “Foo Fighter” dengan posisi sebagai vokalis. Chris Novelsic sendiri tidak muncul (sori, kurang tahu informasinya). Tetapi gimana-pun Karya Cobain tetap “bernyawa”, sampai sekarang masih sering didengar bagi pecinta musik grunge. Lagu-lagunya seperti ‘Polly, Rap me, Smell Like Teen Spirit, Come As U Are, My girl etc tetep enak didengar. Apalagi versi unpluggednya.
Waktu SMP Kelas 3, pertama kali gua nge-band di Lampung. Nirvana-lah yang menjadi sajian andalan kami untuk beraksi dengan formasi tiga orang. Bravo Cobain
Pending :
Mungkin anda mengetahui mengenai Kurt Cobain, bekas penyanyi kumpulan alternatif terkenal Nirvana. Berita gempar mengenai kematian Kurt Cobain pada 4 April 1994 mengejutkan semua pihak terutamanya peminat-peminat setianya. Kematiannya berlaku ketika beliau mencapai tahap populariti kemuncak dalam dunia muzik antarabangsa.
Punca kematian Kurt Cobain dilaporkan oleh media massa Amerika sebagai ‘bunuh diri’ (suicide). Namun begitu, setahun selepas kematiannya itu timbul pelbagai khabar-khabar angin tentang kematian Kurt. Khabar-khabar angin itu kelihatan lebih jelas dengan beberapa bukti diketemukan oleh beberapa orang penyiasat persendirian.
Salah seorang penyelidik sosial Stewart juga seorang ahli muzik, percaya bahawa Kurt Cobain tidak membunuh diri tetapi dibunuh. Berita media mengenai punca kematian Kurt sebagai bunuh diri adalah PALSU. Stewart juga mendakwa bahawa Kurt dibunuh oleh seseorang, berkemungkinan seorang anggota Mafia yang juga pernah mengugut aggota-anggota Nirvana kerana enggan membayar wang perlindungan.
Khabar angin lain pula mengatakan cerita bunuh diri Kurt hanya direka-reka. Kurt dikatakan masih hidup dan menikmati kehidupan yang selesa di luar Amerika. Khabar angin itu juga menyebut, penyanyi tersebut pernah dilihat berjalan-jalan di bandar Rio De Jenario dan Paris. Selain itu, Kurt juga didakwa pernah dilihat di Disobey Club, di bandar London, dipanggung-panggung wayang serta di Festival Hackney Homeless. Selain itu, salah seorang peminat mendakwa pernah menjumpainya membeli-belah di supermarket Kwik Save, bandar Canning.
Cerita yang paling boleh dipercayai ialah berkenaan Kurt Cobain mati kerana ia menjadi eksperimen CIA. Salah seorang yang terlibat dengan eksperimen CIA ini cuba menghubungi Stewart bagi mendedahkan perkara-perkara yang sebenar. Stewart bersetuju berjumpa dengan individu tersebut di Gereja Temple, Fleet Street. Stewart memberitahu lelaki yang berjumpa dengannya itu sangat muda tetapi kelihatan seperti ketakutan semasa duduk di sebelahnya. Menurut lelaki muda itu, CIA terlibat secara langsung dan mengambil berat tentang pengaruh-pengaruh muzik popular ke atas golongan muda. Hal itulah yang menjadi punca kepada pembunuhan penyanyi-penyanyi terkenal sebelum ini seperti Brian Jones, John Lennon dan Jim Morrison.
Menurut lelaki muda itu lagi, pihak CIA sentiasa memastikan bahawa corak muzik dan lirik yang dibawa penyanyi atau kumpulan mestilah mengekalkan nilai-nilai sentimen perkauman, sifat benci terhadap warna kulit yang berbeza dan pengekalan jurang hubungan sesama kaum. Dalam kes Nirvana ini, khususnya Kurt Cobain, beliau mungkin disyaki tidak mengikut landasan yang dikehendaki oleh CIA sebagai mana yang dipersetujui bersama.
Informer itu juga memberitahu Stewart bahawa penyanyi-penyanyi telah diracuni pemikiran mereka untuk melakukan ‘tindakan bunuh diri’ ketika di saat kemuncak populariti. Semua ini kerana CIA mahu memastikan para peminat bersimpati kepada penyanyi tersebut dan terus menerus mendengar muzik-muzik yang dinyanyikan penyanyi tersebut walaupun penyanyi atau band itu telag berkubur.
Kebenaran ini dapat dilihat kepada beberapa kumpulan rock zaman dahulu dan sekarang yang masih digemari ramai dan album-album mereka masih dibeli oleh kebanyakan peminat misalnya Elvis Presly dan The Beatles.
Persoalan yang boleh ditimbul sekarang, adakah tembakan itu datang dari tangannya sendiri? Laporan paling lengkap mengenai tragedi sebenar ini hanya diketahui 9 tahun selepas kejadian itu. Bekas penulis lagu-lagu rock dan penyanyi sebuah kumpulan rock iaitu Max Wallace dan Ian Halperin mendedahkannya dalam buku mereka yang bertajuk In Love and Death : The Murder of Kurt Cobain, diterbitkan pada 3 April 2004. Buku mereka ini berjaya mendedahkan teori bahawa Kurt Cobain telah dibunuh (murdered) bukannya bunuh diri (suicide). Teori mereka disokong oleh bukti-bukti siasatan forensik pihak polis daerah Seattle.
Siasatan Wallace dan Halperin mendapati pada masa kematiannya tahun 1994, Kurt Cobain telah meninggalkan isterinya Courtney Love dan menempah dua tiket penerbangan ke Seattle untuk dirinya dan seorang perempuan yang tidak dikenali. Courtney percaya perempuan tersebut adalah teman wanita Kurt.
Hal ini dibuktikan melalui laporan mereka yang mengatakan sejam sebelum kematiannya, Kurt telah hilang dari pusat pemulihan dadahnya di Los Angelas, dia didapati telah menghubungi United Airlines untuk menempah tiket penerbangan yang masih belum digunakan sehingga sekarang.
Wallace dan Halperin dalam awal siasatan mereka mendedahkan laporan bedah siasat ke atas mayat Kurt yang dikeluar Jabatan Polis Seattle. Rekod bedah siasat untuk melaporkan Cobain telah mengambil dos heroin yang berlebihan sebelum membunuh diri dengan pistol. Hasil temuramah dengan doktor-doktor bedah siasat itu, mereka percaya seseorang telah memberikan sejenis dadah kepada Kurt, kemudian menunggu Kurt menghisap dadah tersebut hingga khayal dan akhirnya melepaskan tembakan ke arah Kurt. Tiada tanda atau cap-cap jari dikesan pada pistol Kurt Cobain. Namun siasatan rambang mendapati kemungkinan sekurang-kurangnya 3 orang berada bersamanya di bilik itu sebelum ia mati.
Kurt Cobain bukanlah orang pertama yang dibunuh, terdapat berpuluh-puluh lagi artis terkenal yang dibunuh oleh agen-agen Illuminati kerana tidak mengikut arahan pihak mereka. Terdapat banyak pendedahan-pendedahan yang diterbitkan tetapi memandangkan media massa Amerika milik sepenuhnya bangsa Yahudi, maka hal-hal demikian ditutup rapat tanpa diberi sebarang ruang untuk didedahkan kepada masyarakat.
POPULARITAS menjadi impian hidup yang jamak menghinggapi kalangan muda yang menghirup udara awal milenia ketiga. Jika kesuksesan dapat didefinisikan, popularitas termasuk ke dalam salah satu ciri utamanya. Belakangan ini, di berbagai stasiun televisi kita gencar sekali disajikan tayangan-tayangan semacam reality show yang memikat kalangan muda dengan janji pemenuhan obsesi popularitas mereka.
Tidak banyak orang yang berpikir tentang sisi gelap popularitas. Popularitas terlalu sering diidentikkan dengan tahap pencapaian yang memungkinkan seseorang dapat menikmati hidup dengan segala kemudahan dan kenyamanannya.

Kisah hidup Kurt Cobain, vokalis kelompok Nirvana yang oleh majalah Rolling Stones dimasukkan ke dalam kategori 50 artis terbaik sepanjang masa, berakhir dengan tragedi bunuh diri. Hal itu dipaparkan dengan baik dalam buku Heavier Than Heaven; Biografi Kurt Cobain. Melalui buku itu, Charles R Cross ingin mengatakan bahwa
Popularitas ternyata juga menyimpan sisi-sisi kelam yang kadang terasa absurd. Kurt Cobain lahir di Aberdeen, sebuah kota yang khas dengan industri penggergajian di negara bagian Washington, 20 Februari 1967. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan berbagai bakat dan kecerdasan, baik di bidang olahraga maupun seni. Kurt masuk dan berperan besar dalam tim bisbol dan gulat di sekolah. Dia juga sangat menyukai pelajaran seni dan senang melukis.
Tapi kehidupan Kurt dalam keluarganya begitu suram, terutama sejak perceraian kedua orang tuanya, ketika ia berusia sembilan tahun. Peristiwa itu menjadi bencana emosional terbesar dalam hidupnya. Kurt jadi membenci kedua orang tuanya. Apalagi ketika ayahnya menikah lagi dan ibunya berpacaran dengan pemuda yang umurnya hanya tujuh tahun lebih tua darinya.
Peristiwa itu mengubah Kurt menjadi sosok pemurung, tertutup, dan berandal. Kurt kemudian mulai berkenalan dengan dunia obat-obatan hingga akhirnya putus sekolah.
Jalan menuju popularitas Kurt di jalur musik juga tidak mudah diraih. Di masa-masa awal sebelum sukses, Kurt bersama personel Nirvana lainnya kadang harus menempuh jarak ratusan hingga ribuan mil untuk melangsungkan konser promosi album pertamanya, Bleach. Penontonnya pun kadang cuma 20 atau belasan orang. Bayarannya hanya cukup untuk mengganti bensin.
Tapi semua perjuangan keras Kurt terbayar ketika album kedua Nirvana, Nevermind, hadir dengan hentakan dahsyat sehingga mengguncang peta musik internasional. Album yang dirilis September 1991 itu dengan cepat bertengger di puncak teratas tangga lagu Billboard, menggeser Dangerous-nya Michael Jackson. Seiring dengan itu pula, popularitas Kurt dan Nirvana mencuat luar biasa.
Pada titik inilah kemudian pelan-pelan mulai terlihat sisi-sisi suram popularitas sebagaimana dialami Kurt. Sikap dan gaya hidup Kurt yang memang penuh kontradiksi dan kontroversi, keterlibatannya dengan dunia narkoba, menurut pengakuan Kurt juga dipicu oleh penyakit perut yang dideritanya sejak lama. Kisah kehidupan keluarganya dengan Courtney Love, semua menjadi bahan menarik untuk diangkat media.
Pemberitaan dari tabloid The Globe dan majalah Vanity Fair tidak lama setelah kelahiran anaknya, Frances, misalnya. Bagi Kurt dan istrinya tampak seperti penghakiman bahwa keduanya tak berhak mengasuh anaknya itu, dengan mengabaikan kenyataan bahwa Frances lahir dengan sehat. Karena itulah, pada tingkat tertentu, Kurt kadang mengalami semacam paranoid terhadap media, khawatir bila ternyata apa yang diberitakan tentangnya justru sesuatu yang tak ia sukai--entah itu karena berupa fitnah maupun semacamnya.
Rasa putus asa dalam mengatasi problem kecanduannya serta untuk memperbaiki kehidupan keluarganya, baik dalam relasinya dengan kedua orang tuanya maupun keluarganya sendiri, mengantarkan Kurt pada satu kondisi depresi yang luar biasa. Akhirnya, di awal April 1994, Kurt ditemukan bunuh diri di rumahnya dengan meledakkan kepalanya sambil mengonsumsi obat-obatan, setelah beberapa hari sebelumnya kabur dari rumah sakit di Los Angeles, tempat ia dirawat untuk mengatasi kecanduannya.
Meninggalnya Kurt akibat bunuh diri ini menambah daftar panjang para artis dan orang-orang ternama lainnya yang mengakhiri hidup dengan cara yang tragis itu. Sebelumnya tercatat nama Jim Morrison, Jimi Hendrix, dan Janis Joplin, para musisi yang secara kebetulan sama-sama meninggal di usia 27, seperti juga Kurt.
Charles R Cross menyajikan kisah hidup Kurt Cobain dalam buku ini dengan cukup detail dan komprehensif. Dengan dibagi ke dalam 24 bab, Cross mengimbuhkan catatan keterangan waktu dan tempat di tiap awal bab sehingga pembaca akan cukup mudah menelusuri alur hidup Kurt. Cross, yang menjadi editor di majalah musik The Rocket, cukup berhasil memperlihatkan berbagai segi manusiawi Kurt, seorang artis terkemuka yang gema pengaruhnya hingga kini masih terasa, terutama di kalangan muda.
Segi-segi manusiawi yang penuh lika-liku dari jejak kehidupan Kurt disampaikan dengan keahlian bertutur yang indah dan menawan; tentang perjuangan Kurt yang berkreasi dengan penuh kerja keras di dunia musik, bagaimana karya-karya musiknya itu lahir, Kurt kecil dan remaja yang merasa terabaikan dan terbuang di keluarganya, Kurt yang merasa dieksploitasi oleh media dan para penggemarnya, serta hubungan-hubungan kemanusiaan yang rumit antara Kurt dan orang di sekelilingnya. Cross cukup berhasil menuturkan semua itu dengan keterlibatan emosi yang mendalam, sehingga pembaca buku ini dapat berempati dan masuk ke relung suasana setiap peristiwa.
Kelebihan utama buku ini lebih terlihat karena Cross berhasil menghimpun dan mengolah segudang data yang cukup berharga tentang kehidupan Kurt itu sendiri.
Cross tidak sedang bergosip atau sekadar menyajikan isu-isu murahan tak berdasar tentang kehidupan Kurt. Empat ratus wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dengan kehidupan pribadi dan karier Kurt di dunia musik dilakukan Cross selama sekitar empat tahun.
Belum lagi berbagai arsip dan dokumen penting berkaitan dengan Kurt yang ditelusuri Cross, seperti catatan medis dan kepolisian, serta catatan harian yang ditulis Kurt sendiri.
Meski diterjemahkan secara keroyokan oleh tiga orang, buku itu cukup enak dibaca. Pilihan kata dan strukturnya sengaja dibuat lebih populer sehingga dalam dialog-dialognya kita akan banyak menjumpai kata-kata yang tidak baku, seperti 'kalo, ancur', dan sebagainya. Beberapa ungkapan bahasa Inggris yang dalam konteks Indonesia saat ini juga sedang populer dan sering digunakan sehari-hari, seperti ungkapan so what, oleh penerjemahnya tetap dibiarkan dalam bahasa Inggris. Dengan cara ini, suasana dan karakter tokoh-tokoh di buku itu, yang kebanyakan memang anak muda, menjadi lebih kental terasa.
Dalam pengalamannya melalui segala kebusukan hidup, baik yang internal dan eksternal, dia diam-diam memiliki dua hal yang dipandangnya secara sakral : Pertama, sebuah niat untuk tidak pernah menjadi orang tua seperti kedua orang tuanya ; dan kedua, sebuah sumpah bahwa jika nanti memiliki anak, dia akan memberi anak itu sebuah dunia yang lebih baik dari yang dulu dimilikinya. Itulah penuturan Kurt Cobain tentang apa yang ingin dicapainya dalam dunia ini.
Tapi sontak semua pemerhati musik dan para fansnya berduka saat Kurt Donald Cobain atau yang lebih kita kenal sebagai Kurt Cobain vokalis band grunge “NIRVANA” memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang sungguh amat tak terduga, berikut adalah sedikit review tentang buku yang menulis biografinya.
Sekarang ia sudah pergi dan bergabung dengan kelompok konyol itu. Saya sudah mengingatkan dia supaya tidak bergabung dengan kelompok konyol itu.” ungkap Wendy, ibunya yang disiarkan ke seluruh media dunia.
Kelompok konyol yang dimaksud itu terdiri dari Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison, yang semuanya kebetulan tewas di usia 27 tahun.

Kurt Donald Cobain, lahir pada Februari 1967. Seorang legenda musik rock yang nama dan karyanya akan selalu kita ingat. Meninggal di usia 27 tahun. Memutuskan untuk melakukan bunuh diri di dalam rumah kacanya.
Sebuah penelusuran yang sempurna yang dilakukan oleh Cross. Empat tahun dan empat ratus wawancara ia lakukan berhasil memperdalam isi buku ini. Ia menjadikan buku ini seperti sebuah petualangan yang menarik. Petualangan? Yup. Di buku ini kita bisa masuk dalam perjalanan hidup seorang Kurt Cobain, mulai dari dia kecil, pengalamannya jadi cleaning service, tidur di bawah jembatan dan emperan toko, perjuangan Nirvana manggung di banyak kota dengan vannya. Selain itu kita juga bisa baca penuturan Cross tentang kematian si rockstar ini dan mengutarakan tentang semua penyebab kematiannya.
Kurt Cobain. Seorang anak pemalu dengan bakat luar biasa dalam segi artistik dan musikal, yang mempunyai kenangan buruk akan masa kecilnya. Menjadikan tulisan, musik dan seni lainnya sebagai pelampiasannya. Di buku ini Cross juga berhasil mengungkap berbagai kontradiksi dalam diri seorang Kurt Cobain. Ya, yang kita semua tau khan Kurt adalah tipe orang yang memakai heroin dalam dosis yang kurang wajar dan bisa mati karena hal itu, namun ternyata Kurt bukan tipe orang yang bakal mati karena kecelakaan mobil. Karena ia selalu menyetir dengan kecepatan yang sangat lambaat. Ia juga tipe orang yang selalu mengeluhkan ketenarannya, namun ternyata ia juga orang yang akan marah-marah kalau klipnya jarang diputar di MTV. Dia seperti paradoks di dalam banyak kesempatan, karena dia bisa saja berlaku brutal tapi juga kelihatan rapuh dalam waktu bersamaan. Dan nyatanya Kurt juga merupakan orang yang sangat sensitif. Ia sangat mudah bergaul dengan anak kecil.
Walaupun kisah cintanya dengan Courtney Love bukanlah kisah cinta yang “biasa”, pada satu titik tertentu hal itu masih memiliki sentimen tradisionalnya. Sebagai dua orang penulis, mereka seperti sedang berlomba-lomba menyenangkan hati pasangannya dengan tulisan.
Beberapa faks yang dikirimnya itu mengandung kata-kata yang nantinya akan dia pakai sebagai lirik lagunya, seperti yang terdapat dalam faks 8 November : “I am doll parts, bad skin, doll hearts, it stands for a knife, for the rest of my life, peel my little heart off, and soak it in your left hand and call me tonight.”
Kurt Cobain adalah sebuah misteri. Bahkan pada satu wawancara dengan Charless Cross, yang menulis buku ini. Ia yang sudah empat tahun menghabiskan hari-harinya untuk merangkai buku ini pun tetap kesulitan untuk memahami kepribadian Kurt. Dan ini juga dialami oleh semua orang termasuk orang-orang terdekatnya. Yang jelas Kurt memang seorang yang sangat rapuh; di beberapa wawancara ia selalu membicarakan tentang kematian dan bunuh diri. Sisinya yang rapuh tergambar jelas di dalam surat kematiaanya:

“I feel guilty beyond the word about these things. For example, when we’re backstage and the lights go out and the manic roar of the crowd begins it doesn’t affect me the way in which it did for Freddie Mercury who seem to love, relish in the love and adoration from the crowd. Which is something totally admire and envy. The fact is I can’t fool you. Any one of you. It simply isn’t fair to you or me…..
……….Sometimes i feel as if i should have a punch in time clock before I walk out to stage. I’ve tried everything within my power to appreciate it, and I do. God believe me I do, but it’s not enough. I appreciate the fact that I and we have affected and entertained a lot of people. I must be one of those narcissists who only appreciate things when they’re gone. I’m too sensitive. I need to be sightly numb in order to regain the enthusiasm I once had as a child, in our last three tour I’ve had a much better appreciation for all the people I’ve known personally and as fans of our music, but I still can’t get over the frustration, the guilt and empathy I have for every one. There’s good in all of us and I think I simply love people too much. So much that it makes me feel too fuckin sad. The sad little, sensitive, unappreciative, Pieces, Jesus Man!”

Krist Novoselic, bassis Nirvana yang juga teman dekatnya pun merasa sangat bingung dengan kepribadian temannya yang satu ini. Ia hanya bisa berpesan :
“Kita kenang Kurt apa adanya; perhatian, murah hati, dan baik. Mari kita kenang terus musiknya. Kita tidak akan pernah kehilangan lagunya. Kurt menghormati fans-nya dengan kode etik yang berdasar pada prinsip punk rock. Tidak ada band yang spesial; tidak ada royalti pemain. Kalau kamu punya gitar dan keinginan kuat, mainkan musik apa saja dan lakukan sungguh-sungguh, kamulah bintangnya. Mainkan nada dan irama yang manusiawi. Musik itu sendiri. Kalau kamu mau, masa bodo, langsung aja pakai gitarmu layaknya drum. Cari saja satu irama dan mainkan sesuai keinginan hatimu. Itu yang ingin Kurt tujukan pada kita : dalam hati kita. Dan disanalah musik akan abadi.”
Well, sekarang hanya musiknya yang bisa kita dengar. Kurt Cobain akan tetap menjadi seorang Kurt Cobain, yang akan kita kenal karena telah berhasil mengibarkan bendera aliran Grunge dan menjadi inspirator bagi banyak band yang memuja hasil karyanya. With all salute of him, May God Bleess Him there.

 
Kurt Cobain, Sisi Kelam Kehidupan sang Vokalis..............
 
KURT Cobain dan Nirvana-nya di awal tahun 90-an memang menjadi fenomena tersendiri. Tak heran kalau sebentar lagi film mengenai sang vokalis yang telah meninggal dunia di tahun 1994 itu akan segera diproduksi. Courtney Love, istri dari Kurt Cobain, menjadi produser eksekutif dalam film berbudget 30 juta Poundsterling yang diberi judul Heavier Than Heaven ini.
Film ini diangkat dari biografi Kurt Cobain yang ditulis oleh Charles R Cross pada tahun 2001 dengan judul yang sama.

Istri Kurt yang notabene merupakan vokalis band Hole ini, ingin aktor yang menjadi nominator peraih Academy Awards lewat perannya dalam film Half Nelson’ Ryan Gosling memerankan mendiang suaminya dalam film tersebut. Dan Courtney ingin yang memerankan dirinya ialah aktris Lost in Translation, Scarlett Johansson.

Seorang nara sumber berkata, “Kirsten Dunst digosipkan akan memerankan Courtney Love, tapi Courtney sangat mengagumi Scarlett dan telah mengirimkan kontrak padanya.”

Lanjut sumber tersebut, “Ia ingin aktor dan aktris terbaik yang memerankan mereka. Ia bahkan akan berada di lokasi syuting untuk memberikan nasehat pada Scarlett dan Ryan mengenai bagaimana rasanya menjadi pasangan yang paling menjadi sorotan. Film ini pasti akan meledak.”

Kisah hidup Kurt Cobain, vokalis kelompok Nirvana yang oleh majalah Rolling Stones dimasukkan ke dalam kategori 50 artis terbaik sepanjang masa, berakhir dengan tragedi bunuh diri. Hal itu dipaparkan dengan baik dalam buku Heavier Than Heaven: Biografi Kurt Cobain. Melalui buku itu, Charles R Cross ingin mengatakan bahwa popularitas ternyata juga menyimpan sisi-sisi kelam yang kadang terasa absurd.

Kurt Cobain lahir di Aberdeen, sebuah kota yang khas dengan industri penggergajian di negara bagian Washington, 20 Februari 1967. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan berbagai bakat dan kecerdasan, baik di bidang olahraga maupun seni. Kurt masuk dan berperan besar dalam tim bisbol dan gulat di sekolah. Dia juga sangat menyukai pelajaran seni dan senang melukis.

Tapi kehidupan Kurt dalam keluarganya begitu suram, terutama sejak perceraian orangtuanya, ketika ia berusia sembilan tahun. Peristiwa itu menjadi bencana emosional terbesar dalam hidupnya. Kurt jadi membenci orangtuanya. Apalagi ketika ayahnya menikah lagi dan ibunya berpacaran dengan pemuda yang umurnya hanya tujuh tahun lebih tua darinya.

Peristiwa itu mengubah Kurt menjadi sosok pemurung, tertutup, dan berandal. Kurt kemudian mulai berkenalan dengan dunia obat-obatan hingga akhirnya putus sekolah.

Jalan menuju popularitas Kurt di jalur musik juga tidak mudah diraih. Di masa-masa awal sebelum sukses, Kurt bersama personel Nirvana lainnya kadang harus menempuh jarak ratusan hingga ribuan mil untuk melangsungkan konser promosi album pertamanya, Bleach. Penontonnya pun kadang cuma 20 atau belasan orang. Bayarannya hanya cukup untuk mengganti bensin.

Tapi semua perjuangan keras Kurt terbayar ketika album kedua Nirvana, Nevermind, hadir dengan hentakan dahsyat sehingga mengguncang peta musik internasional. Album yang dirilis September 1991 itu dengan cepat bertengger di puncak teratas tangga lagu Billboard, menggeser Dangerous-nya Michael Jackson. Seiring dengan itu pula, popularitas Kurt dan Nirvana mencuat luar biasa.

Pada titik inilah kemudian pelan-pelan mulai terlihat sisi-sisi suram popularitas sebagaimana dialami Kurt. Sikap dan gaya hidup Kurt yang memang penuh kontradiksi dan kontroversi, keterlibatannya dengan dunia narkoba, menurut pengakuan Kurt juga dipicu oleh penyakit perut yang dideritanya sejak lama. Kisah kehidupan keluarganya dengan Courtney Love, semua menjadi bahan menarik untuk diangkat media.

Pemberitaan dari tabloid The Globe dan majalah Vanity Fair tidak lama setelah kelahiran anaknya, Frances, misalnya. Bagi Kurt dan istrinya tampak seperti penghakiman bahwa keduanya tak berhak mengasuh anaknya itu, dengan mengabaikan kenyataan bahwa Frances lahir dengan sehat. Karena itulah, pada tingkat tertentu, Kurt kadang mengalami semacam paranoid terhadap media, khawatir bila ternyata apa yang diberitakan tentangnya justru sesuatu yang tak ia sukai–entah itu karena berupa fitnah maupun semacamnya.

Rasa putus asa dalam mengatasi problem kecanduannya serta untuk memperbaiki kehidupan keluarganya, baik dalam relasinya dengan kedua orang tuanya maupun keluarganya sendiri, mengantarkan Kurt pada satu kondisi depresi yang luar biasa. Akhirnya, di awal April 1994, Kurt ditemukan bunuh diri di rumahnya dengan meledakkan kepalanya sambil mengonsumsi obat-obatan, setelah beberapa hari sebelumnya kabur dari rumah sakit di Los Angeles, tempat ia dirawat untuk mengatasi kecanduannya.

Meninggalnya Kurt akibat bunuh diri ini menambah daftar panjang para artis dan orang-orang ternama lainnya yang mengakhiri hidup dengan cara yang tragis itu. Sebelumnya tercatat nama Jim Morrison, Jimi Hendrix, dan Janis Joplin, para musisi yang secara kebetulan sama-sama meninggal di usia 27, seperti juga Kurt.


SURAT TERAKHIR KURT U/ COURTNEY...